Ilustrasi Perang di Pulau Timor (Pemberontakan Cailaco)
Pada 1719 raja-raja (liurai) dan para Larantuqueiros (indo dari larantuka,flores) di Pulau Timor mengadakan perlawanan terhadap penguasa Kolonial Portugis di Pulau Timor.Peristiwa ini dimulai dengan pemberontakan Cailaco (Cailaco-Rebellion). Penyebab perlawanan ini adalah utamanya adalah karena pembebanan Pajak/upeti yang tinggi (fintas), serta pengangkatan liurai/raja dengan penunjukan langsung oleh Portugis, bukan dengan prosesi adat yang seharusnya. Selain itu juga terdapat insiden penangkapan 23 pimpinan Larantuqueiros oleh Portugis saat melakukan perundingan. Di sisi lain, motif ekonomi juga berperan penting, yaitu penguasaan produksi Kayu Cendana yang banyak tumbuh di pulau Timor oleh Kolonial Portugis. Saat itu Kayu Cendana merupakan komoditas dengan harga sangat tinggi dan banyak diminati oleh bangsa asing terutama bangsa Eropa. Perang di Timor melawan kekuasaan Kolonial Portugis terus berlangsung hingga beberapa dekade ke depan.
Pada 28 November 1765 Gubernur Portugis di Lifau, Dionísio Gonçalves Rebelo Galvão, diracun oleh Larantuqueiros pimpinan Francisco da Hornay III, António da Costa, Quintino da Conceição dan Lourenço de Mello yang tidak menginginkan pemerintah kolonial baik Portugis maupun VOC Belanda berkuasa dan memonopoli pemerintahan dan perdaganagan kayu cendana di Timor. Sebelumnya pada 1761, Komandan VOC Kupang, Hans Albrecht von Pluskow juga terbunuh oleh Larantuqueiros saat bernegosiasi untuk meluaskan kekuasaan VOC di Pulau Timor.
Pada 1766, Pemerintahan Kolonial Portugis di Goa, India, menunjuk António José Teles de Meneses sebagai gubernur koloni portugis di Pulau Timor. Pada Juli 1766, Larantuqueiros pimpinan Francisco da Hornay III beserta Domingos & Antonio Da Costa menyerang ibukota kolonial portugis di Lifau (Oekusi). Raja Larantuka di Flores, Dom Manuel, juga membantu Larantuqueiros dengan mengirimkan pasukan pendukung. Namun benteng Lifau sulit ditembus oleh pasukan da Hornay. Selanjutnya pasukan Larantuqueiros berubah siasat dengan mengepung kota lifau dari darat dan laut. de Meneses meminta bantuan dari koloni Portugis di Macau, China, namun kapal yang dikirimkan tidak kunjung sampai ke Lifau. Selama 3 tahun ibukota Portugis dikepung oleh Pasukan Larantuqueiros dan pasukan kerajaan-kerajaan di Pulau Timor.
Dikarenakan suplai makanan dan senjata tidak mencukupi untuk menahan pengepungan oleh para Larantuqueiros dan pasukan kerajaan-kerajaan di Timor, pada 11 Agustus 1769, Gubernur Portugis António José Teles de Meneses memerintakan meninggalkan Ibukota lama di Lifau secara diam-diam dengan 2 Kapal yaitu São Vicente and Santa Rosa. De Meneses meninggalkan Lifau dengan 1200 kolonis portugis. Sebelum meninggalkan Lifau, Portugis membakar kota Lifau agar pasukan Larantuqueiros dan pasukan Timor tidak mendapatkan harta rampasan. De Meneses selanjutkan melarikan diri ke Dili, dan memindahkan ibukota Kolonial Portugis Timor dari Lifau ke Dili pada 10 Oktober 1769.
Para Larantuqueiros dan raja-raja Timor dapat berdaulat dan berdagang secara merdeka di pulau Timor barat selama beberapa abad, hingga akhirnya Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mulai meluaskan daerah kekuasaannya di Timor pada pertengahan abad ke 19.
Sumber :
Lords of the Land, Lords of the Sea: Conflict and Adaptation in Early Colonial Timor, 1600-1800, Hans Hägerdal,BRILL, 2012
Laura Jarnagin: Portuguese and Luso-Asian Legacies in Southeast Asia, 1511-2011: Culture and identity in the Luso-Asian world, tenacities & plasticities,Institute of
Southeast Asian Studies, 2011
Portuguese Eurasian Communities in Southeast Asia,Ronald Daus,Institute of Southeast Asian, 1989
Cuplikan ilustrasi ini diambil dari :
The Liberator (2013)
Canada: A People's History - Documentary (2000)
Gending Sriwijaya (2013)
Lapu-Lapu (2002)
The Legend of Suriyothai (2001)
Naresuan (2007)
Royal Blood (2015)
Horatio Hornblower (1998)
Fanfan La Tulipe (2003)
Mhor Hethren Sork Kandanh (2012)
San Martín. El Combate de San Lorenzo (2008)
Black Sails (2014)
1612 (2007)
Captain James Cook (1987)
1492:Conquest of Paradise (1992)